Maaf,ada ralat di buletin ashkaf edisi 10
30 juli 2010
1.halaman 1 poin 2
Q.S.Al Baqarah (2) : 145
seharusnya
Q.S.Al Baqarah (2) : 185
2.halaman 4 paragraf 3
Q.S. Al - Baqarah:184
seharusnya
H.R. Tibrani
maaf atas kesalahan penulisan tersebut
Kerohanian Islam SMA Negeri 3 Surakarta
Cari Blog Ini
Selasa, 05 Juli 2011
Ralat majalah ashkaf edisi 06 (26 november 2010)
Ralat majalah ashkaf edisi 06 di halaman 13 tertulis "Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk" (Q.S.An-Nahl : I )
seharusnya
"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk" (Q.S.An-Nahl : 15 )
maaf,karena telah terjadi kesalahan penulisan
seharusnya
"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk" (Q.S.An-Nahl : 15 )
maaf,karena telah terjadi kesalahan penulisan
ralat majalah ashkaf edisi 07
pada halaman 9
terjemah doa setelah wudhu kurang lengkap
yang lengkap:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah,tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.Ya Allah!Jadikanlah aku termasuk dari orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk dari orang-orang yang suka menyucikan diri.
atas kekeliruan yg ada kami minta maaf
terjemah doa setelah wudhu kurang lengkap
yang lengkap:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah,tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.Ya Allah!Jadikanlah aku termasuk dari orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk dari orang-orang yang suka menyucikan diri.
atas kekeliruan yg ada kami minta maaf
Selasa, 19 April 2011
Kisah Mengharukan Anak Amerika Yang Masuk Islam
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas. Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun. Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syariah, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Sumber: http://www.zonamaya.info/2011/02/kisah-mengharukan-anak-amerika-yang.html
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil. Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, "Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?"
Wartawan itu berkata: Tidak.
Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya. Bocah itu kembali berkata ,
Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?.
Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan.
Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ?
Apakah engkau telah menunaikan umrah ?
Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ?
Apakah pakaian ihram tersebut mahal ?
Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ?
Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, " Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat ". Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, "Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ?" "Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?" Dia diam sesaat kemudian menjawab. Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, "Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku." Wartawab bertanya kembali, "Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?" Muhammad tersenyum sambil menjawab, "Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama. Kemudian dia meneruskan : Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut".
Apakah cita-citamu ? tanya wartawan Dengan cepat Muhammad menjawab, Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad. Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ? tanya wartawan lagi. Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : Sesungguhnya gambar Kabah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain.
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Kabah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin. Kemudian Muhammad meneruskan, Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.Apakah cita-citamu yang lain ? tanya wartawan. Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.jawab Muhammad Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?tanya wartawan lagi. Muhammad menjawab, Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ? tanya wartawan Maka dia menjawab dengan meyakinkan : Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?Muhammad menjawab, Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.Apakah engkau sholat di sekolahan ?Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari jawab Muhammad Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan, Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan.
Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan. Subhanallah Ane yakin bakal nangis haru seperti wartawan itu, jika ane di situ.
Sabtu, 16 April 2011
Terjemah Surat Al Baqarah ayat 114
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.Terjemah Surat Al-Baqarah ayat 114
Sabtu, 25 Desember 2010
Muharram=Puasa Asyura' (cip !)
Wah..Subhanallah sekarang kita udah ada di awal tahun. Saatnya berubah menjadi manusia yang lebih baik, ya!!. Ngomong-ngomong tahun baru, berarti sekarang bulan Muharram dong ya? Kamu tahu ga sih kalo di bulan Muharram itu banyak keutamaannya? Mau bukti?
Baca deh surat Al-Fajar ayat pertama. Para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud waktu fajar adalah awal tahun, yaitu ya Muharram ini. Tuh kan, betapa utmanya bulan ini, sampai-sampai Allah menuliskannya di Al-Qur’an.
Kenapa Muharram menjadi bulan yang istimewa? Karena pada zaman dulu banyak terjadi kisah-kisah yang luar biasa. Salah satunya, kisah Nabi Musa yang mendapatkan mukjizat membelah laut karena saat itu dikejar oleh pasukan Fir’aun. Untuk mengenang peristiwa ini, umat muslim melakukan puasa yang namanya Puasa Assyura’. Bahkan kaum Yahudi yang menjadi umatnya Nabi Musa juga ikutan puasa. Tapi umat muslim lebih layak berpuasa pada hari ini, karena kaum Yahudi telah membangkang dari ajaran Nabi Musa.
Mengenai puasa sunnah Assyura’ masih ditemukan perdebatan-perdebatan dikalangan ulama.
Berdasarkan hadist riwayat Muslim dalam Sahihnya dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “ Ketika Rasulullah berpuasa hari Assyura’ dan memerintahkanya, para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan kaum Yahudi dan Nashrani.’ Lalu Rasulullah bersabda, ‘Pada tahun depan –insya Allah- kita akan berpuasapada tanggal sembilan.’” Ibnu Abbas berkata, “Sebelum tiba tahun depan Rasulullah telah wafat.” (H.R. Muslim)
Diriwayatkan secara sahih dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Berbedalah dengan kaum Yahudi dan berpuasalah pada tanggal Sembilan dan sepuluh.”
Pendapat Para Ulama
Perkataan Ibnu al-Hamam dalam Fath Al-Qadir (2/303)
Disunnahkan berpuasa Asyura’ dan puasa pada hari kesembilan.
Perkataan az-Zarqani dalam Syarh al-Muwaththa’ (2/237)
Malik, Syafi’I dan Ahmad berpendapat disunnahkan menyatukan puasa hari kesembilan dan hari kesepuluh agar tidak menyerupai kaum Yahudi yang hanya berpuasa hari kesepuluh saja.
Perkataan an-Nawawi dalam al-Majmu’ (6/383)
Para sahabat kami dan lainnya berpendapat sunnah puasa asyura’ (hari kesepuluh) dan puasa Tasu’a (hari kesembilan)
Perkataan Imam Ahmad
Saya berpendapat dalam puasa Asyura’ hendaknya dilakukan puasa pada hari kesembilan dan kesepuluh berdasarkan hadist Ibnu Abbas, “Berpuasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh”
Sebagian ulama berpendapatmdisunnahkan puasa pada tanggal Sembilan, sepuluh, dan sebelas, dan itulah yang sepmurna. Dalil mereka adalah hadist riwayat Ibnu Abbas bahwa rasulullah bersabda, “Berpuasalah pada hari Asyura’, berbedalah dengan kaum Yahudi dan berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya” [hadist ini sangat lemah dan diriwayatkan oleh Ahmad (1/241)]
Perkataan Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad (2/76)
Tingkatan puasa Asyura’ ada tiga dan yang paling sempurna adalah berpuasa sehari sebelumnya dan sehari setelahnya, kemudian (tingkatan kedua) berpuasalah pada tanggal Sembilan dan sepuluh dan inilah yang banyak dijelaskan dalam hadits, kemudian (tingkatan ketiga) berpuasa hari kesepulluh saja.
Yang sempurna adalah berpuasa pada tanggal Sembilan dan sepuluh, karena itulah yang memiliki landasan hadits dan atsar yang sahih dan itulah tuntunan Rasulullah serta mazhab Ibnu Abbas.
Wawllahu 'alam bi showab
Baca deh surat Al-Fajar ayat pertama. Para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud waktu fajar adalah awal tahun, yaitu ya Muharram ini. Tuh kan, betapa utmanya bulan ini, sampai-sampai Allah menuliskannya di Al-Qur’an.
Kenapa Muharram menjadi bulan yang istimewa? Karena pada zaman dulu banyak terjadi kisah-kisah yang luar biasa. Salah satunya, kisah Nabi Musa yang mendapatkan mukjizat membelah laut karena saat itu dikejar oleh pasukan Fir’aun. Untuk mengenang peristiwa ini, umat muslim melakukan puasa yang namanya Puasa Assyura’. Bahkan kaum Yahudi yang menjadi umatnya Nabi Musa juga ikutan puasa. Tapi umat muslim lebih layak berpuasa pada hari ini, karena kaum Yahudi telah membangkang dari ajaran Nabi Musa.
Mengenai puasa sunnah Assyura’ masih ditemukan perdebatan-perdebatan dikalangan ulama.
Berdasarkan hadist riwayat Muslim dalam Sahihnya dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “ Ketika Rasulullah berpuasa hari Assyura’ dan memerintahkanya, para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan kaum Yahudi dan Nashrani.’ Lalu Rasulullah bersabda, ‘Pada tahun depan –insya Allah- kita akan berpuasapada tanggal sembilan.’” Ibnu Abbas berkata, “Sebelum tiba tahun depan Rasulullah telah wafat.” (H.R. Muslim)
Diriwayatkan secara sahih dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Berbedalah dengan kaum Yahudi dan berpuasalah pada tanggal Sembilan dan sepuluh.”
Pendapat Para Ulama
Perkataan Ibnu al-Hamam dalam Fath Al-Qadir (2/303)
Disunnahkan berpuasa Asyura’ dan puasa pada hari kesembilan.
Perkataan az-Zarqani dalam Syarh al-Muwaththa’ (2/237)
Malik, Syafi’I dan Ahmad berpendapat disunnahkan menyatukan puasa hari kesembilan dan hari kesepuluh agar tidak menyerupai kaum Yahudi yang hanya berpuasa hari kesepuluh saja.
Perkataan an-Nawawi dalam al-Majmu’ (6/383)
Para sahabat kami dan lainnya berpendapat sunnah puasa asyura’ (hari kesepuluh) dan puasa Tasu’a (hari kesembilan)
Perkataan Imam Ahmad
Saya berpendapat dalam puasa Asyura’ hendaknya dilakukan puasa pada hari kesembilan dan kesepuluh berdasarkan hadist Ibnu Abbas, “Berpuasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh”
Sebagian ulama berpendapatmdisunnahkan puasa pada tanggal Sembilan, sepuluh, dan sebelas, dan itulah yang sepmurna. Dalil mereka adalah hadist riwayat Ibnu Abbas bahwa rasulullah bersabda, “Berpuasalah pada hari Asyura’, berbedalah dengan kaum Yahudi dan berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya” [hadist ini sangat lemah dan diriwayatkan oleh Ahmad (1/241)]
Perkataan Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad (2/76)
Tingkatan puasa Asyura’ ada tiga dan yang paling sempurna adalah berpuasa sehari sebelumnya dan sehari setelahnya, kemudian (tingkatan kedua) berpuasalah pada tanggal Sembilan dan sepuluh dan inilah yang banyak dijelaskan dalam hadits, kemudian (tingkatan ketiga) berpuasa hari kesepulluh saja.
Yang sempurna adalah berpuasa pada tanggal Sembilan dan sepuluh, karena itulah yang memiliki landasan hadits dan atsar yang sahih dan itulah tuntunan Rasulullah serta mazhab Ibnu Abbas.
Wawllahu 'alam bi showab
Ajalku..
Bila telah tiba masanya…
Aku kan meninggalkan dunia…
Tubuhku.. terbaring kedinginan…
Menggigil.. hadapi ajalku…
Berpisah.. ruh dari jasadku…
Sakitnya.. tiada terhingga…
Saatnya.. ajal menjelma…
Akhir segala.. hidupku di dunia…
Usiaku.. semakin senja…
Usiaku.. semakin tua…
Ajalku semakin dekat…
Malaikat maut.. kan menjemput…
Berselimut.. kain kafan…
Jasadku terbaring kaku…
Tiada ada yang menolong…
Selain Engkau.. Oh ya Tuhanku…
Terlalu banyak berdosa…
Dalam sadar atau tidak…
Ku durhaka.. kepada-Mu…
Wahai Tuhanku.. ampunkan daku…
(Hawari_Ajalku)
Aku kan meninggalkan dunia…
Tubuhku.. terbaring kedinginan…
Menggigil.. hadapi ajalku…
Berpisah.. ruh dari jasadku…
Sakitnya.. tiada terhingga…
Saatnya.. ajal menjelma…
Akhir segala.. hidupku di dunia…
Usiaku.. semakin senja…
Usiaku.. semakin tua…
Ajalku semakin dekat…
Malaikat maut.. kan menjemput…
Berselimut.. kain kafan…
Jasadku terbaring kaku…
Tiada ada yang menolong…
Selain Engkau.. Oh ya Tuhanku…
Terlalu banyak berdosa…
Dalam sadar atau tidak…
Ku durhaka.. kepada-Mu…
Wahai Tuhanku.. ampunkan daku…
(Hawari_Ajalku)
Langganan:
Postingan (Atom)